Hadis Tentang Puasa Dzulhijjah

 PUASA DZULHIJJAH?

*ONE DAY ONE HADITH*


Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas RA, Rasul SAW bersabda:

مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ. يَعْنِى أَيَّامَ الْعَشْرِ. قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَىْءٍ.

“Tidak ada satu amal kebaikan yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal kebaikan yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah).” Para sahabat bertanya: “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi SAW menjawab, “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali sama sekali. [HR Abu Daud]


_Catatan Alvers_


Besok tanggal 1 Juli 2022, kita akan berpindah dari satu bulan mulia ke bulan yang lebih mulia, yaitu dari bulan Dzul Qa’dah menuju bulan Dzul Hijjah yang mana keduanya adalah termasuk Asyhurul Hurum (bulan-bulan mulia). Dzul Hijjah tidak hanya mulia bulannya namun hari-hari pertama dalam bulan ini juga mulia yakni 10 hari pertamanya sehingga amal kebaikan yang dilakukan saat itu bernilai lebih baik dari pada jihad sebagaimana keterangan hadits di atas.


Mengenai 10 hari pertama Dzulhijjah ini Allah SWT berfirman :

وَالْفَجْرِ وَلَيَالٍ عَشْرٍ

"Demi fajar dan malam yang sepuluh.” [QS Al Fajr: 2]

Yang dimaksud dengan malam yang sepuluh adalah sepuluh Dzulhijjah. Inilah pendapat Ibnu Abbas, Ibnu Zubair, Mujahid, dan banyak salaf dan khalaf. Dan Ibnu Katsir berkata inilah pendapat yang shahih. [Tafsir al-Qur’an al-Adzim]

Dan yang dimaksud dengan kata ”fajar” adalah fajar pada hari nahr (idul Adha) sebagai penutup keutamaan 10 Malam Dzulhijjah. Sebagaimana pendapat Mujahid, muhamad bin ka’b dll. [Tafsir al-Qur’an al-Adzim]


Betapa besarnya keutamaan 10 dzul hijjah ini terbukti Allah menggunakannya sebagai qasam (sumpah), mengingat : 

العظيم لا يُقْسِمُ إلا بعظيم

“Yang Agung tidak bersumpah kecuali dengan hal yang agung pula”.

Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata :

والذي يظهر أن السبب في امتياز عشر ذي الحجة لمكان اجتماع أمهات العبادة فيه، وهي الصلاة والصيام والصدقة والحج، ولا يتأتّى ذلك في غيره).

Yang jelas bahwa keutamaan 10 Dzulhijjah ini dikarenakan terkumpulnya induk-induk ibadah di dalamnya yaitu shalat, puasa, sedekah dan haji. Dimana hal itu tidak bisa terkumpul pada hari-hari lainnya. [Fathul Bari]


Di antara amalan yang diajurkan adalah berpuasa. Puasa adalah salah satu amal kebaikan yang termasuk dalam anjuran hadits shahih di atas. Secara spesifik, Sayyidah Hafshah RA berkata :

أَرْبَعٌ لَمْ يَكُنْ يَدَعُهُنَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صِيَامَ عَاشُورَاءَ وَالْعَشْرَ وَثَلَاثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَالرَّكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْغَدَاةِ

Empat perkara yang tidak pernah ditinggalkan Nabi SAW yaitu berpuasa Asyura, 10 Hari Awal Dzulhijjah (1-9), tiga hari setiap bulannya dan Dua rekaat sebelum Subuh. [HR Ahmad]


Di antara sahabat yang mempraktekkan puasa selama sembilan hari awal Dzulhijah adalah Ibnu ‘Umar RA. Ulama lain seperti Al Hasan Al Bashri, Ibnu Sirin dan Qatadah juga menyebutkan keutamaan berpuasa pada hari-hari tersebut. Inilah yang menjadi pendapat mayoritas ulama. [Latha’iful Ma’arif]


Khusus mengenai puasa pada hari Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah), Nabi SAW bersabda :

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ اَحْتَسِبُ عَلَى اللّهِ اَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِيْ قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِيْ بَعْدَهُ

Puasa pada hari Arafah –aku mengharap dari Allah- menghapuskan (dosa) satu tahun yang telah lalu dan satu tahun yang akan datang. [HR Muslim]


Adapun mengenai puasa tarwiyah atau tanggal 8 Dzulhijjah, sering kita temui haditsnya seperti berikut ini. ”Siapa yang puasa 10 hari, maka untuk setiap harinya seperti puasa sebulan. Dan untuk puasa pada hari tarwiyah seperti puasa setahun, sedangkan untuk puasa hari arafah, seperti puasa dua tahun.” Namun sayangnya para ulama menegaskan bahwa hadis ini adalah hadits maudlu’ (palsu). Karena diantara perawinya yaitu ’at-Thibbi adalah seorang pendusta. Bahkan Ibnu Hibban berkata, at-Thibbi jelas-jelas pendusta.Selanjutnya beliau berkata : 

وضوح الكذب فِيهِ أظهر من أن يحتاج إِلَى وصفه

Sangat jelas sehingga tidak perlu dijelaskan. [al-Maudhu’at] Pada perawi yang lain terdapat perawi bernama al-Kalbi, dia dinilai sebagai pendusta. [al-Fawaid al-Majmu’ah] Maka cukuplah sebagai dalil puasa tarwiyah adalah keumuman hadits di atas.


Terlepas dari keutamaan berpuasa khusus pada bulan dzulhijjah dan arafah ini, berpuasa di hari-hari biasa saja memiliki keutamaan yang luar biasa. Diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri RA, Rasulullah SAW bersabda :

مَا مِنْ عَبْدٍ يَصُومُ يَوْمًا فِي سَبِيلِ اللَّهِ إِلَّا بَاعَدَ اللَّهُ بِذَلِكَ الْيَوْمِ وَجْهَهُ عَنْ النَّارِ سَبْعِينَ خَرِيفًا 

Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari “Fi Sabilillah” melainkan Allah pasti menjauhkan dirinya dengan puasanya itu dari api neraka selama tujuh puluh tahun. [HR Bukhari Muslim].

Kata “Fi Sabilillah” memang lazimnya diartikan perang sehingga hadits ini berlaku untuk orang-orang yang berperang saja dan ia mampu berpuasa saat itu, namun Imam Qurthubi berpendapat lain :

سَبِيلُ اللَّهِ طَاعَةُ اللَّهِ ، فَالْمُرَادُ مَنْ صَامَ قَاصِدًا وَجْهَ اللَّهِ

Kata “Fi Sabilillah” di sini bermakna ketaatan kepada Allah maka yang dimaksudkan pada hadits tersebut adalah barang siapa yang berpuasa dengan tujuan meraih ridla Allah SWT [Tuhfatul Ahwadzi]


Dari keutamaan yang luar biasa di atas maka marilah kita gunakan kesempatan ini dengan sebaik mungkin. Marilah kita berlomba-lomba beramal kebaikan, meraih ampunan Allah dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi. Allah SWT berfirman yang artinya : "Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan." [Al-Baqarah: 148]. Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk semangat dalam berlomba-lomba berbuat kebaikan untuk menggapai ridlo-Nya. 


NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]

0 Response to "Hadis Tentang Puasa Dzulhijjah"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel

Iklan Bawah Artikel