Analisis Cerpen Bersiap Kecewa Bersedih Tanpa Kata-Kata


A.   Biografi

I Gusti Ngurah Putu Wijaya adalah seorang sastrawan yang dikenal serba bisa. Ia adalah seorang pelukis, penulis drama, cerpen, esai, novel, skenario film, dan sinetron.

Lahir : 11 April 1944 (73 tahun), Kabupaten Tabanan .

Pasangan : Dewi Pramowati (m. 1985).

Film : Serdadu Kumbang, Kembang Kertas, Perawan Desa.

Penghargaan : Piala Citra untuk Penulis Skenario Terbaik.

Anak : I Gusti Ngurah Taksu Wijaya .


B.   Ringkasan Cerpen

Seorang bapak yang sedang mencari bunga untuk hadiah ulang tahun. Sudah lama dia mencari bunga yang cocok untuk hadiah ulang tahunnya tetapi belum juga diperoleh. Dia baru mendapatkannya ketika seorang gadis pemilik toko bunga menawarkan bunga hasil rangkaiannya yang tidak di jual, bapak tersebut membeli bunga untuk hadiah ulang tahunnya sendiri. Bukan sesuatu yang sulit untuk mengucapkan selamat ulangtahun, ucapan selamat ulang tahun bisa membuat bahagia untuk seseorang yang sedang ulang tahun. Ucapan selamat sebenarnya tidak mengganggu kesibukan si pemberi selamat sama sekali, seperti percakapan di bawah ini.

"Kamu tak mau mengucapkan selamat ulang tahun buat aku?" Dia bengong."Aku memang tak pantas diberi ucapan selamat.""Jadi, bunga ini untuk Bapak?""Ya.""Bapak membelinya untuk Bapak sendiri?""Ya.Apa salahnya?""Bapak yang ulang tahun?""Ya."Dia menatapku tak percaya."Kenapa?""Mestinya mereka yang mengirimkan bunga untuk Bapak.""Mereka siapa?"       "Ya, keluarga Bapak. Teman-teman Bapak. Anak Bapak, istri Bapak, atau pacar Bapak…""Mereka terlalu sibuk.""Mengucapkan selamat tidak pernah mengganggu kesibukan.""Tapi itu kenyataannya. Jadi aku beli bunga untuk diriku sendiri dan ucapkan selamat untuk diriku sendiri karena kau juga tidak mau!"

Gadis pemilik toko bunga itu langsung mengembalikan uang bapak pembeli bunga dan mengatakan bahwa bunga itu hadiah untuk dia untuk hadiah ulang tahunnya dan mengantarkan dia pulang dengan mobil ferrarinya.


C.Unsur Instrinsik

1. Tema

Seorang bapak menginginkan sebuah rangkain bunga tulip dan mawar berwarna pastel. Namun Penjual toko bunga tak ingin menjual nya, akan tetapi penjualn bunga tersebut memberikan nya begitu saja untuk hadiah ulang tahun bapak itu.


2. Setting

  • Tempat

          Toko bunga : Aku menunggu setengah jam sampai toko bunga itu buka. Tapi satu jam kemudian aku belum berhasil memilih.

          Jalan : "Tidak perlu dibeli. Ini hadiah dariku untuk Bapak. Dan aku mau ngantar Bapak pulang. Tunjukkan saja jalannya. Itu mobilku."Dia menunjuk ke sebuah Ferrari merah yang seperti nyengir di depan toko.


  • Suasana

            Bahagia : Aku tersenyum untuk meyakinkan dia bahwa aku tak marah. Percakapan kami tadi terlalu indah. Bunga itu hanya bonusnya. Aku sudah mendapat hadiah ulang tahun yang lain dari yang lain.

            Kesal : "Bapak yang ulang tahun?""Ya.""Kenapa?""Mestinya mereka yang yang mengirimkan bunga untuk Bapak."Mereka siapa?"Ya, keluarga Bapak, Teman-teman Bapak, Anak Bapak, istri Bapak, atau pacar Bapak" "Mereka terlalu sibuk."Mengucapkan selamat tidak pernah mengganggu kesibukan."

            Penasaran : "Ya, ini yang aku cari.''"Mau diantar atau dibawa sendiri?""Bawa sendiri saja. Tapi berapa duit?""Berapa duit.""Maaf sebenarnya ini tak dijual. Tapi kalau Bapak mau nanti saya    bikinkan lagi.""Tidak, aku mau ini.""Bagaimana kalau itu?""Tidak. Ini!""Tapi itu tak dijual.""Karena dibuat bukan untuk dijual""Sudah, katakan saja berapa duit? Satu juta?""Dua.""Dua apa?""Dua juta."

            Aku melongo. Mana mungkin ada bunga berharga dua juta. Dan bunga itu jadi semakin indah. Aku mulai penasaran.

            Waktu : pagi hari sekitar jam 10:30 WIB

 

  • Alur

            Maju : Aku menunggu setengah jam sampai toko bunga itu buka. Tapi satu jam kemudian aku belum berhasil memilih. Ketika hampir aku putuskan untuk mencari ke tempat lain, suara seorang perempuan menyapa.


  •  Tokoh 

            Bapak pembeli Bunga : Protagonis

            Aku                                  : Tirtagonis

            pemilik toko Bunga      : Figuran


  • Penokohan

            Bapak Pembeli Bunga : egois :"Ya, ini yang aku cari.''"Mau diantar atau dibawa sendiri?""Bawa sendiri saja. Tapi berapa duit?""Berapa duit.""Maaf sebenarnya ini tak dijual. Tapi kalau Bapak mau nanti saya    bikinkan lagi.""Tidak, aku mau ini.""Bagaimana kalau itu?""Tidak. Ini!""Tapi itu tak dijual.""Karena dibuat bukan untuk dijual""Sudah, katakan saja berapa duit? Satu juta?""Dua.""Dua apa?""Dua juta.

            Aku : baik,ramah,sopan, :"Aku tersenyum untuk meyakinkan dia bahwa aku tak marah. Percakapan kami tadi terlalu indah. Bunga itu hanya bonusnya. Aku sudah mendapat hadiah ulang tahun yang lain dari yang lain." ""Tidak perlu dibeli. Ini hadiah dariku untuk Bapak. Dan aku mau ngantar Bapak pulang. Tunjukkan saja jalannya. Itu mobilku."Dia menunjuk ke sebuah Ferrari merah yang seperti nyengir di depan toko."Aku pemilik toko ini."

            Pemilik toko Bunga : baik :"Ini uang Bapak," katanya memasukkan uang ke kantung bajuku sambil meraih bunga dari tanganku, "Bapak simpan saja.""Kenapa? Kan sudah aku beli?"Aku raih bunga itu lagi, tapi dia mengelak."Tidak perlu dibeli. Ini hadiah dariku untuk Bapak. Dan aku mau ngantar Bapak pulang. Tunjukkan saja jalannya. Itu mobilku."Dia menunjuk ke sebuah Ferrari merah yang seperti nyengir di depan toko.


  • Sudut Pandang :

            orang pertama (utama) : "Aku menunggu setengah jam sampai toko bunga itu buka ". "Mana mungkin ada bunga berharga dua juta. Dan bunga itu jadi semakin indah. Aku mulai penasaran". "Aku sama sekali tak menoleh. Aku keluarkan dompetku"   

            orang pertama (Sampingan) : Itu saya sendiri yang merangkainya." Aku tersenyum untuk meyakinkan dia bahwa aku tak marah". "Aku raih bunga itu lagi". "Dan aku mau ngantar Bapak pulang". ""Aku pemilik toko ini."

            Orang Ketiga : "Dia menunjuk ke sebuah rangkain bunga tulip dan mawar berwarna pastel". "


  • Amanat
            Meskipun berada di lingkungan yang serba indah dan nyaman, hanya ada satu yang membuatnya merasa bahagia, nyaman dan semangat menjalani hidup.


  • Kesimpulan

            Betapa besarnya pengaruh setitik perhatian dari satu orang untuk semangat hidup seseorang.


0 Response to "Analisis Cerpen Bersiap Kecewa Bersedih Tanpa Kata-Kata"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel

Iklan Bawah Artikel